12 — Except him?
Bel tanda istirahat telah berlangsung berkumandang. Mendengar itu— anak anak tampak bersorak gembira. Pelajaran Ms. Citra selesai begitu bel berbunyi. Jaemin masih diam di tempat duduknya. Ia menatap ponselnya yang menunjukkan percakapannya dengan tiga teman barunya. Rupanya sekolah pilihan sang ayah tidak buruk, bahkan ini hampir sama dengan sekolah lamanya di Australia. Mungkin yang membedakan hanya satu— Jaemin tak menemukan eksistensi si berisik Sunwoo disini.
“Hello, Jaemin kan?”
Jaemin menautkan alisnya bingung, sesosok pria bertubuh besar tampak menghampirinya. Jaemin tersenyum kecil, tanpa berniat menyambut uluran tangannya.
“Ya lu udah denger perkenalan diri gua tadi kan?”
Lelaki itu tampak menarik kembali tangannya, melalui ekspresi wajahnya— Jaemin dapat mengetahui bahwa lelaki ini menahan amarannya. Terlihat melalui sorotan tajamnya yang pada awalnya tampak sangat sombong dan tengil.
“Gua Lucas btw, Salam kenal. Bakal lebih baik kalau kita jadi temen kan?”
“Tapi gua gamau jadi temen lu tuh.”
Hampir. Hampir saja Lucas menarik kerah anak baru yang bernama Jaemin itu, jika saja Haechan tidak datang dan langsung menyenggol bahunya keras sekali.
“Kenapa liat-liat? Gak suka? Lagian ngapain lu deketin Jaemin. Sono pergi!”
Lucas berdecak keras, lalu ia bergegas pergi dari tempatnya, ralat, tempat Jaemin.
“Lo gak di apa-apain kan?”
Jaemin menggeleng, “Enggaklah, santai aja. Orang tengil kaya gitu mah kecil.”
Yangyang dan Renjun hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Jaemin.
“Itu Lucas, ketua Goshrider. Dia emang suka tebar pesona, ralat, hampir semua anggota Goshrider suka tebar pesona atau mainin hati perempuan maupun laki-laki, kecuali Jeno dan Mark,” Ucap Renjun.
“Mark sih karna udah pacaran sama nih bocah tengil, cuman backstreet aja,” Tambah Yangyang.
“Jangan keras-keras anjing!” Haechan membekap mulut Yangyang.
“Tangan lu bau anjing, Chan,” sungut Yangyang.
“Ekhem.. hehe sorry-sorry. Lagian kalau si Mark berani ya— gua potong tititnya nanti.”
Baik Renjun, Yangyang, maupun Jaemin menatap Haechan ngeri. Tidak heran jika Mark memilih untuk menurut dan tidak mengikuti teman-temannya kalau begitu.
“Tadi Renjun bilang Jeno juga gaikut-ikutan? Kenapa?”
“Gak ada yang tau kenapa. Tapi ya, Jaem, kalau semisal nanti hampir semua anak deketin lu, maksudnya anak Goshrider, patut dipertanyakan sih.”
“Kenapa tuh?”
“Entah, tapi dulu pernah kaya gini juga, eh ternyata ada taruhan di antara mereka?”
“Really?”
“Yess. Jadi hati-hati aja, Jaem. Siapa tau lu target selanjutnya.”
Jaemin menyeringai kecil, kecil sekali sampai ketiga temannya tidak menyadari hal tersebut.
Interesting, they messed up with a wrong person huh?